Tampilkan postingan dengan label resensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label resensi. Tampilkan semua postingan

Jejak Kunang-Kunang

kisah tentang kita dan sahabat yang pernah kita miliki


Novel terbaru yang baru habis dibaca. Nice. Novel ini saya sebut bergenre nostalgia. Kenapa? Karena sebenarnya ide ceritanya sangat klasik : persahabatan. Dari 10,saya beri nilai 7.

Mengangkat kisah persahabatan dua orang gadis, Tully dan Katie. Sebuah persahabatan yang terjalin secara alami,karena sebuah keadaan. Yang satu adalah anak pendiam tak punya teman, sedangkan yang satu lagi menjalani hidup penuh topeng ;diluar tampak sempurna,padahal hancur lebur di dalam.Mereka cocok dan saling mengisi,menjadikan bestfriend forever sebagai tagline kehidupan mereka. Sebuah kisah yang diceritakan dengan sabar..mulai dari awal pertemuan, masa muda yang penuh mimpi2, masa kuliah,hingga akhirnya mereka menjalani kehidupan masing2. Tak lupa bumbu-bumbu cinta dan pengkhianatan ada di antaranya.

Menurutku, novel ini sangat inosen dan simpel,tapi berhasil membuatku rindu saat-saat yang telah kulewati bersama sahabat-sahabatku..dari sohib jaman smp..laskar poles jaman sma..dan tnz era kuliah..semua tak jauh beda dengan yang diceritakan oleh Kristin Hannah. Kegilaan-kegilaan masa muda..tertawa bersama,diselingi konflik tempo hari..saling bercermin dan mengisi. Membicarakan mimpi-mimpi, seakan saat itu tak ada mimpi yang tak realistis atau terlalu besar. Semua mengamini..Saat seperti itu adalah yang paling dirindukan.

Ada kalanya kita ingin mengambil jarak satu sama lain,tapi semua kembali ke perasaan murni sebuah persahabatan. Tidak bisa tidak, kita penasaran dengan apa yang tengah dia lakukan untuk kehidupannya. Dan tak jarang kita merasa ada yang kurang bila tidak mendengarkan pendapatnya. Itu dia. Bersyukur sekali saya, punya sahabat-sahabat yang selalu ada. Walau kita menjalani hidup masing-masing..mengejar mimpinya sendiri-sendiri..tapi seperti selalu ada ruang untuk mereka.

Adalah hal yang konyol dan impulsif saat teringat bahwa ada kala dimana saya hanya ingin hidup sendirian. Apatis. Karena kenyataannya, setangguh apapun kita berdiri untuk diri sendiri, selalu ada orang lain untuk menguatkan. Sekedar kata-kata memotivasi: semangat! Atau hanya tatapan penuh empati,itu cukup.

Novel ini juga meyakinkan saya, bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna. Ibaratnya, rumput tetangga selalu lebih hijau. Saat kita berkeluh kesah bahwa hidup ini tidak adil,di saat yang sama ada yang menganggap kehidupan kita lebih baik darinya. Selalu begitu. Manusia tidak pernah puas kan? Di titik inilah manusia wajib bersyukur.

It's Firefly Lane..buku yang enak dibaca saat santai, karena membacanya tak butuh banyak usaha -bukan buku berat- tapi sarat inspirasi. Silakan membaca dan kemudian bersyukurlah, karena kita dikelilingi cinta dari sahabat-sahabat kita. =)


PENELOPE


Barusan nonton film. Bagus, jenis film semi fantasi,but i like it! Judulnya Penelope.Film keluaran tahun 2006 ini dibintangi oleh Christina Ritchie (Casper) and James Mcavoy (atonement,wanted,Narnia).Film yang manis dan cukup menginspirasi. Walau jalan ceritanya kayak dongeng dan gampang banget ketebak, tapi dari segi penceritaannya tetep bikin penonton film serius seperti saya jadi terkesan.

Bercerita tentang kehidupan seorang gadis bernama Penelope. Dia terkena kutukan menjadi gadis berhidung babi,gara-gara kakek moyang-nya dulu yang notabene berdarah biru,kena kutukan nenek sihir miskin yang anaknya jadi selingkuhan kakek moyang Penelope. Anak nenek sihir itu nggak diakui karena perbedaan status sosial.Akhirnya,nenek sihir itu ngutuk keturunannya kakek-nya Penelope yang cewek akan bermuka babi.Apesnya,baru generasi pas Penelope lahirlah keturunan perempuan, yakni Penelope itu sendiri.

Mama Penelope malu punya anak kayak Penelope. Keluarganya jadi menutup diri dari dunia luar, dan penelope otomatis terkungkung dalam sangkar emas.Konon,untuk melepas kutukan itu penelope harus menikah dengan pria berdarah biru..tapi sialnya,berpuluh-puluh pria bangsawan yang dateng, pasti lari tunggang langgang bahkan sampe jatoh dari jendela gara-gara serem liat Penelope.

Cerita mulai seru saat sampai suatu hari dateng seorang cowok, yang mengaku bernama Max Campion. Dia adalah bangsawan yang jatuh miskin,suka berjudi dan jobless. Dia disewa oleh paparazzi yang penasaran pengen mendapatkan foto di Penelope si muka babi. Singkat kata, Penelope suka sama tu cowok,dan kayaknya begitu pula sebaliknya..o iya, dia jadi satu-satunya cowok yang nggak lari pas liat muka Penelope. Ya iyalah,pas Penelope menampakkan diri ,tu cowok sibuk sendiri di balik sofa ngebenerin kamera tersembunyi miliknya, jadi dia tidak melihat Penelope.

Cerita berlanjut dengan hal-hal klise, ya layaknya dongeng yang berakhir happy ending. Di sini saya tidak ingin menceritakankannya dari a hingga z. Akan tetapi, ini film yang recommended untuk ditonton. Yaaa weekend movie yang keren lah ya, apalagi di film ini juga muncul Renee Wetherspoon a.k.a si Legally Blonde.

Intinya, pesan moral film ini adalah “just be yourself the way you are”. Jangan lihat sesuatu dari luarnya aja. that’s all folks, everyone. c u later.


Amélie


Amélie, satu lagi film yang sangat menginspirasi saya. Sebenarnya ini film lama,keluaran tahun 2001 dan sepertinya masa memperbincangkan film fenomenal ini telah lewat. Akan tetapi saya tetap ingin menulis review film berlatar belakang Montmartre di Prancis yang romantis ini*halah.

Montmarte yang identik dengan tangga yang artistik

Intinya, film ini bercerita tentang perjalanan penemuan jati diri seorang gadis bernama Amélie Poulain. Diceritakan, Amélie tumbuh dalam sebuah keluarga yang super duper aneh dengan masa kecil yang terisolasi. Ayahnya adalah seorang dokter yang dingin terhadap anak perempuannya, sedangkan ibunya adalah seorang guru, yang akhirnya meninggal karena tidak sengaja ketiban badan orang yang bunuh diri dari puncak Katedral Notre-Dame*ngek! Dan untuk mengenang istrinya, ayah Amélie membuat semacam kuil kecil yang dilengkapi patung boneka kayak kurcaci. Entah apa hubungannya kematian istri dengan boneka kurcaci, tapi yang pasti itu membuat Amélie semakin dicuekin sama sang ayah. Akhirnya, beranjak dewasa,Amélie menjadi anak piatu dengan perasaan seperti anak yatim piatu.

Amélie kecil

Katedral Notre Dame,tempat ibu Amelie ketiban orang bunuh diri


Pada awalnya,kehidupan Amélie biasa-biasa saja. Dia kerja jadi waitress di sebuah bar bernama The Two Windmills. Temen-temen kerjanya aneh-aneh, juga pengunjungnya. Selain itu, Amélie suka melakukan hal nggak penting yang ia sebut kesenangan sederhana, seperti masukin tangan ke dalam kantong penuh kacang, mecahin lapisan butter dalam mangkok dengan sendok atau maen skipping stone (itu lho,nglempar batu di sungai, trus batunya bisa loncat2) di Kanal St. Martin's. Pokoknya imajinasi si Amélie bebas banget deh.

The Two Windmills,tempat kerja Amelie

sendok,buat mecahin butter

Tapi, semua berubah ketika peristiwa kematian Putri Diana. Petualanganya menemukan jati diri pun dimulai sejak itu. Sebuah petualangan seorang gadis polos dan tulus yang ketemu dan menolong orang dengan caranya yang unik. Well, sebenarnya tujuan dari segala petualangannya itu sederhana saja: membuat orang-orang di sekelilingnya menemukan kebahagiaan. Singkat cerita, Amélie mendedikasikan dirinya sebagai guardian angel dan matchmaker. Hmm..membuat cerita film ini makin menggelitik untuk diikuti.

Kanal St.Martin's

Nah,ini niy yang bikin unik film ini,yaitu pola pikir dan cara Amélie merealisasikan itu semua –seperti saya bilang tadi- dengan jalan serta skema yang aneh,unik, dan detil. Seperti adegan ketika dia membalas pemilik toko sayur yang suka ngejekin karyawannya sendiri, dengan membuat serangkaian peristiwa kayak Final Destination yang sukses membuat kapok tu green grocer.Trus, cara dia merealisasikan keinginan ayahnya untuk keliling dunia, yaitu dengan mencuri boneka kurcaci di kuil sang ayah kemudian entah bagaimana sistemnya, tapi yang jelas boneka itu akhirnya mewakili si ayah keliling dunia. Sang ayah tinggal melihat foto si boneka berlatar dimana boneka itu sedang berada tanpa harus keliling dunia sendiri.. Such a great idea!

Toko sayuran tempat Amelie biasa ketemu pemilik toko yang jahat

boneka kurcaci yang keliling dunia

Amélie melakukan semua itu dengan cerdas dan mulus. Sampai akhirnya dia ketemu seorang cowok yang punya kebiasaan aneh seperti dia. Cowok bernama Nino Quincampoix itu suka ngumpulin foto2 orang yang dibuang di foto boks kemudian merapikannya dalam sebuah album. Amélie suka cowok sejak itu nggak sengaja ketemu di subway tapi dia tidak cukup berani untuk kenalan. Dari situlah, penemuan jati diri dan kebahagiaan Amélie terlengkapi, tentu dengan cara yang unik pula.

Amelie

Pokoknya cuma satu kata yang bisa menggambarkan film ini: Keren!! Sangat Prancis deh pokoknya. Mulai dari latar belakang,penokohan, sampai keunikan cerita yang diangkat, semuanya sangat khas. Pengambilan gambarnya juga keren dan nggak konvensional. Trus, ini yang kusuka, film itu ada narasinya dan unik.Hehe, entah kenapa film yang ada narasinya menurutku keren, apalagi pakai bahasa Prancis yang ngomongnya pake tenggorokan. Dalem dan ngena gitu kedengerannya.*Apa coba maksudnya?

Tidak mengherankan kalau film ini masuk nominasi Academy Award tahun 2001, antara lain sutradara terbaik, film terbaik, dan film asing terbaik. Trus juga terpilih sebagai film terbaik Eropa tahun 2001. Selain itu, sepertinya memang layak kalau New Yorks Times memasukkan film yang dibintangi Audrey Tautou (He Loves Me;He Loves Me Not, The Da Vinci Code) ini ke dalam "The Best 1,000 Movies Ever Made."

Memang film yang wajib ditonton.Dari 5 bintang saya beri 4setengah bintang deh!

There.That’s all folks for today, People.

O ya, saya jadi ingin me-review film Audrey Tautou yang lain, berjudul He Loves Me;He Loves Me Not. Film Prancis yang unik juga,ditunggu ya…As Soon As Possible =))



foto:google

THE HURT LOCKER


You'll know when you're in it.-the hurt locker


Rasa penasaran saya akan film pemenang Oscar 2010, The Hurt Locker akhirnya terjawab sudah. Akhirnya Rebo kemaren (10/03) kesampaian juga niat untuk nonton tu film.


Film ini menceritakan tim penjinak bom US Army yang sedang bertugas di Irak. Di sini,Irak digambarkan sebuah tempat yang gersang dengan sebagian rumah penduduknya berupa puing-puing hasil perang. Mungkin bila tidak disebutkan di mana lokasi film tersebut, penonton akan menganggap seperti di daerah konflik lain, dimana memang tentara amerika suka ikut campur.

Well, singkat cerita, layaknya dalam kondisi perang, semua diliputi ketegangan dan minim rasa aman. Bom bertebaran dimana-mana; di tengah pemukiman, di tengah jalan, di mobil, bahkan ditanam di dalam tubuh seseorang. Tugas penjinak bom itu adalah untuk menggagalkan pesta bom tersebut.


Menurutku film ini sangat bersudut pandang Amerika dan belum jauh-jauh dari kisah munculnya seorang hero. Penulis skenarionya sepertinya tak terlalu ambil pusing akan berlabuh dimana kesimpulan penontonnya. Entah akan menjadi simpati pada nasib tentara Amerika, melihat warga Irak sebagai pihak yang tak berdaya dan terkesan tak peduli dengan keamanan negerinya, atau sibuk mencari siapa sebenarnya yang dimusuhi dan alasan mengapa tentara Amerika ada di sana.

Keliatannya penulis skenario tidak ingin terlibat terlalu dalam tentang bagaimana kondisi Irak itu sebenarnya.Dia menggambarkan Irak secara kasat mata saja dan itu tadi, hanya dari sudut pandang 3 tentara anggota tim penjinak bom. Menurutku, penulisnya tidak melihat dari sudut pandang rakyat Irak bahkan mungkin dari penyebab adanya tim penjinak bom itu sendiri, yaitu para pemasang bom. Jadi akhirnya penonton hanya bisa menarik kesimpulan pada taraf yang minimal dan tidak menyeluruh.

Itu terlihat karena sampai akhir pun, sepertinya tidak ada ending atau kesimpulan yang bisa diambil. Ketidakjelasan itu,dalam skala kecil, mungkin pada kehidupan si hero, si penjinak bom nekat, William James,yang sampai akhir cerita, menurutku dia terkesan telah mencintai profesinya sebagai penjinak bom dan tak begitu memikirkan anak istrinya yang ia tinggalkan berbulan-bulan bahkan kadang terbilang tahun. Sedangkan ketidakjelasan dalam skala besar, layaknya dalam realita, sepertinya nasib Irak yang tak ada berkesudahannya dari derita perang dan ancaman bom, belum akan berakhir dalam waktu dekat*jadi inget berita-berita bom bunuh diri di Irak tempo hari.

Kekuatan latar belakang, alur cerita,serta emosi yang coba untuk dimunculkan menurutku kurang. Pokoknya, kurang emosional dan mengakar. Istilahnya, dramanya setengah mateng. Yang dikedepankan di sini adalah ketegangan dan off course, efek-super-film-budget-gede-buatan-Hollywood. Mungkin suasana dramatis yang paling bikin merinding dan ter-wow-wow adalah adegan si Billy menjinakkan bom siap meledak dari perut mayat bocah lelaki yang dikenalnya dan adegan penyelamatan seorang pria Irak yang dipasangin bom waktu.Serius, walau terdengar sadis, tapi efek pas pria itu meledak keren banget.


Kekuatan film ini adalah teknik pengambilan gambarnya yang outstanding dan didukung oleh sound yang mantab pula. Tapi di atas itu semua, two thumbs up buat ke-cihuy-an si pembuat film dalam membuat suasana dramatis bercampur ketegangan saat proses penjinakan bom. Beeh….keren. Hollywood memang paling bisa dalam hal begituan.

Mungkin itu yang membuat film ini menang 6 piala oscar: Best Achievement in Directing,Best Achievement in Editing,Best Achievement in Sound,Best Achievement in Sound Editing,Best Motion Picture of the Year,dan Best Writing,Screenplay Written Directly for the Screen.*buanyak yaaa... Mungkin The Hurt Locker menandai era baru film perang Hollywood. Ya, sebuah film yang layak ditonton. Saya mengapresiasi film ini dengan memberi poin 4 dari 5 bintang.



foto:google