Random Thinking.


Jadi orang dewasa itu melelahkan ya.


Segala sesuatunya terhitung dalam ukuran dan angka. Orang tidak akan menilai pencapaian kita dari usaha kita untuk menjadi orang baik dan menikmati sebuah proses, melainkan dari seberapa sukses kita secara materi,tingkatan sosial, pemahaman akan ilmu sains dan disiplin ilmu tertentu, apapun itu. Memuakkan.

Lelucon absurd tak lagi lucu. Tidak lagi bisa dipahami. Kadang yang dianggap lucu, begitu sensitifnya bagi orang dewasa. Atau sebaliknya. Lelucon mereka yang penuh kode,hingga kita hanya bisa tertawa garing untuk sekedar melegakan mereka.

Bahkan waktu untuk sekedar menikmati kesenangan pun terpasung oleh arti kesenangan yang definitif, khas orang dewasa. Aturan,tuntutan, dan sesuatu yang dianggap benar oleh orang lain itu menyebalkan. Inilah konsekuensi, jadi manusia yang hampir 24 tahun memijak bumi dan bernaung langit. Saya harus berdamai dengan keadaan. Just enjoy my everyday life.

Untungnya, keberadaan memori dan para pelaku didalamnya membuatku tetap waras. Menelfon ibu di saat merasa kesepian, cukup membuatku serasa kembali menjadi anak perempuannya yang haus perhatian dan selalu ingat rumah. Belum lagi sahabat-sahabat yang masih setia untuk berbagi cerita dan kegilaannya yang khas walau jarak terbilang ribuan kilometer dan terhubung oleh laut dan pulau. Terimakasih pada kemajuan teknologi yang baik hati dan pengertian. =)

Akan lebih mudah apabila semua dilakukan dengan iklas dan antusias. Ini adalah pilihan,Day. Hiduplah dengan baik. Dan yang terpenting, saya cukup bertanggung jawab pada apa yang saya lakukan, bukan bertanggungjawab pada pemahaman orang lain.

Mungkin ini terkesan skeptis, tapi namanya juga random thinking.












Photo:google
1 Response
  1. Anonim Says:

    Tua itu pasti, dewasa itu pilihan

    yang namanya pilihan itu tak bisa dipaksakan. bebas kok kalo masih mau terpingkal dengan lelucon absurd. kita butuh lelucon absurd to stay sane and keep us away from being sensitive.

    Light it up mate..


Posting Komentar