Fake.


 Empati itu omong kosong. 

Karena sebenarnya kita tidak bisa menggunakan sepatu orang lain. 
Kita tidak sepenuhnya merasakan apa yang sedang orang lain rasakan. 

...Seperti bercermin, 
 menatap seraut duka tapi tak tahu bagaimana hancurnya di dalam sana.
 
Tidak usah berpura-pura. Itu saja.

H.I.A.T.U.S


plant,bugs and sunshine
....


Hari Rabu. 

Dilatarbelakangi semilir angin musim panas dan rekaman alunan ayat suci Al-Qur’an yang sayup-sayup terdengar di kantor, saya pun keluar goa.

Hiatus menulis hampir sebulan ini bukannya tanpa alasan. Pertama karena kesibukan. Kedua tak ada inspirasi. Terakhir patah hati.

Semua yang saya lakukan serasa sudah disetel kemudian dibiarkan bergerak monoton. Seperti kotak musik, berulang-ulang dan membosankan.

Sebenarnya, banyak hal yang sudah terjadi. Tapi tak ada yang lebih menyenangkan selain kembali menjadi Dayang yang indifferent. Yeah, setidaknya untuk saat ini. 

Saat minus seperti ini, saya jadi teringat quotes andalan Si Sohib saya, Hety yang beberapa tahun lalu menghiasi kartu ucapan Selamat Ulang Tahunku. Begini bunyinya:

When life gives u a thousand reasons to cry
show that u have a million and one reason to smile
Keep smilling and enjoy life
No matter how hard it seems 



Hey Tante, your words had me. =)







Objection!


That's how I deal with my work. 

Gentleman's everywhere.

Think  like a gentleman.  Act like a lady.

^_^


Labels: , 1 comments | edit post

Kuala Langsa.


Dan tiba-tiba saya ingin melihat pantai,laut,dan sejenisnya. Serta merta, ujug-ujug kalau kata bahasa ibu,saya pun memutuskan untuk merealisasikannya.As Soon As Possible. Untung di sini saya memiliki partner in crime spesialis jalan-jalan dan makan-makan, namanya Kak Nura. Maka pergilah kami naik Honda ke Kuala Langsa.

Kuala Langsa adalah pelabuhan kecil di pinggiran kota Langsa. Dari Rantau, perjalanan ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Pelabuhan ini setiap harinya menjadi tempat berlabuh dan permulaan berlayar kapal-kapal nelayan atau kapal penumpang yang akan pergi ke pulau seberang. Konon, di seberang sana, di balik pulau, kita sudah sampai ke negeri jiran.

tenang, laut sedang tenang
Di hari libur biasanya tempat ini ramai. Mungkin karena kami datang di hari Sabtu yang cerah, tempat ini sepi saja.

Pemandangan yang menyejukkan mata dan melunakkan hati. Hutan bakau berada di kiri kanan jalan menuju pelabuhan.  Lebat dan menjadi lahan bisnis bagi penjaja kuliner. Sensasi makan di warung alam pohon bakau ini luar biasa. Antara kedamaian karena ada di tengah-tengah alam dan gusar karena makan ditonton monyet liar si penghuni hutan yang apabila kita lengah sedikit saja, jajanan akan lepas dari  genggaman. Walhasil, kita harus makan bersenjatakan tongkat penghalau.

just like heavenly vacation


bakau
Makin lengkap, jalan-jalan kali ini ditutup dengan mencicipi mie aceh di warung pinggir sungai. Kata Kak Nura, warung ini recommended, tapi entah kenapa, saya sudah bosan dengan mie aceh dan kepitingnya. Mungkin karena terlalu sering.  Akhirnya saya hanya menjadi penonton setia, sambil menikmati pemandangan alam yang melena mata.

from warung mie aceh to the sea

perahu parkir

 Demikian cerita jalan-jalan saya ke Kuala Langsa. Have a nice day, everyone! =)


















 photo: punya sendiri




Bukan Begitu?


 ....

Karena aku tak menjanjikan apapun, bukan berarti tak berarti
Karena dia bagai tanaman yang sedang dipelihara.
Perlahan, dia bertumbuh dan kita sedang mengamati.

Dia akan mati, menjadi bonsai atau sebuah tanaman yang sehat dan cantik
semua tergantung bagaimana  kita merawat dan memperlakukannya.

Bukan begitu?























photo: google




pulang.percakapan.prioritas.



Sudah lama saya tidak pulang. Pulang di sini berarti tidak hanya kembali secara fisik, tapi juga secara hati dan jiwa. Yeah, akhirnya saya sempat juga pulang kembali ke kotamu, Jogja.

Selain mengobati rindu pada keluarga dan nuansa kota berhati nyaman itu, juga mengobati dahaga bertemu dan bercengkrama dengan para sahabat yang selama ini berkirim kabar hanya via perangkat teknologi. Seperti malam itu, saya menyempatkan diri berbincang-bincang dengan seorang sahabat saya,Noor.

Kami berteman sejak SMA. Rumahnya tidak jauh dari rumahku, rumah bercat merah jambu, di perempatan jalan, di dekat warung mie ayam patukan yang legendaris. Saya dan Noor sudah melalui masa muda bersama.  Dulu saya sering main ke rumahnya, bermain Mario Bros di komputer atau sekedar bergosip sambil ngemil keripik pisang hasil jajan di warung samping rumahnya.

Times fly, people change. Begitu juga kami. Kini dia sedang menyelesaikan pendidikan dokternya dan delapan bulan yang lalu dia sudah menikah. O ya, kini dia sudah punya 2 keponakan dan si Eki,adiknya, sudah kuliah. Tiba-tiba saya jadi ingat umur.

Malam itu, kami mengobrol santai di lincak depan rumah dengan pemandangan kendaraan sibuk berlalu lalang. Tapi kami hanya terdiam dan memutuskan memulai pembicaraan dengan hal basa basi. Yang sama dari dia adalah sifat hemat bicaranya, tetapi sekali terjebak perbincangan seru dengannya, tahu-tahu kami sudah  berbincang berjam-jam. Begitulah kami.

Bila dulu pembicaraan kami seputar sastra,romansa, dan kegelisahan khas anak SMA, kini pembicaraan kami lebih ke pilihan, prioritas hidup, mimpi-mimpi, dan nasehat bijak.  Karena dia sudah lebih dulu memasuki babak kehidupan dari manusia, yaitu menikah, maka saya bertanya bagaimana  bisa dia mengambil keputusan  besar tersebut.

Dengan santai dan tanpa beban dia mengatakan alasannya menikah karena dia memang tidak bisa sendirian. Ngok. Lalu saya ini apa?anti sosial?penganut paham soliter? Lalu dia melanjutkan,"Ini hanya tentang prioritas, Day".

Ibaratnya, saat ini saya memilih untuk santai  berlibur di sebuah pulau tropis sendirian, tapi tiba-tiba mendapatkan diri ditelfon  teman yang satu persatu mengucap janji setia dan meminta kita menyaksikannya. Dem. Am I that 24-years-old virgin? yang berpikir menikah adalah sebuah keputusan besar dan tidak semudah itu?

Yeah, it’s all about making priority in various choices. Pilihan dan prioritas lah yang membuat hidup kita unik dan berbeda.  And i guess,right  now, I prefer to live my life, chase my dreams, and still wait for Mr. Right. Cuz, I just won’t regret my life..


And the most important is that I’m not that old, My friends. Amin.










photo: google








Labels: , 1 comments | edit post

Met Ultah Ye Day.


Hari ulang tahun sudah  5 hari yang lalu. Terimakasih Ya Allah atas umur yang masih diberikan.

Mendapati diri punya angka 4 di belakang angka 2 umurnya ternyata sensasinya luar biasa. It means, saya officially telah menjadi seorang wanita berselempang umur dua-puluh-empat tahun.*dang! Saat masih SMA dulu, rasanya umur segitu masih jauh diawang-awang. Segalanya bisa terjadi di umur hampir seperempat abad tersebut, dan waktu itu akhirnya datang juga.

 ....

Setiap April membawa membawa aroma cerita yang berbeda. April tahun ini pun demikian.

April ini terasa panjang dan melelahkan. Ada saat-saat penuh kemarahan dan kekecewaan, kemudian berganti bahagia dan mengambil pelajaran. Saya biarkan sebulan kemarin april membawaku sesukanya.

Tidak begitu menyenangkan apabila dipikir tidak menyenangkan. Di kantor banyak pembelajaran, baik tentang kerjaan maupun tentang menghadapi karakter orang yang berbeda. Bagaimana rasanya harus ikhlas dan tetap tersenyum dalam kondisi apapun, walau rasanya ingin ‘meledak’ .

Well, kadang, di suatu titik, saya berpikir sebenarnya apa yang sedang saya lakukan. Apakah selama ini saya menjalani  sesuatu yang benar-benar saya inginkan? lalu untuk apa semua ini?

Ya, kadang  yang  sudah kita rencanakan, tak berjalan dengan semestinya. Tapi hidup harus tetap berjalan,kan? Let say, we don’t plan, we do life.

Tapi bulan April selalu spesial. Se-spesial harapan dan doa yang mengiringinya.

Harapan itu, dia akan selalu ada dalam setiap kehidupan. Negara saja hitung-hitungan soal usia harapan hidup penduduknya, maka marilah kita memelihara setiap harapan. Dia yang selalu memupuk rasa optimis. Yup, dia yang sering bangun bersama kita di pagi hari, terluka para saat hari beranjak siang, mati menjelang malam, dan lahir kembali keesokan harinya, kata Paulo Coelho.

Harapan saya sebenarnya sederhana saja. Saya ingin selalu menjadi orang baik dan bahagia,seberat apapun dunia ini kelihatannya.

Happy birthday to me. =)



up up and away


Apakah perlu di atas dulu agar hati dan pikiran 'menunduk'?

....life is easier if we all understand the simple way to thankful,My Friend.

Tjong A Fie Mansion.


Rumah mencerminkan karakter penghuninya. Dia tempat kita beristirahat dari rusuhnya dunia, tempat kita menjadi apa adanya.


Seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya tentang kota Medan, kota ini multi etnis. Ibaratnya, dia adalah universitas yang mahasiswanya datang dari berbagai daerah, memeluk mimpi dan bekerja keras untuk penghidupannya. Salah satu etnis tersebut adalah Cina.

Disini mereka berbaur wajar dengan warga lainnya. Mungkin mereka seperti ini sekarang karena jasa seorang taipan terkenal bernama Tjong A fie. Yup, dia adalah tokoh yang berjasa tidak hanya bagi etnisnya, tapi juga bagi kemajuan kota Medan saat ini. Dan yang terpenting dari itu adalah jiwa pluralis yang ia miliki seakan meniadakan perbedaan. Ia terkenal dengan kedermawanan dan keluwesannya dalam bergaul dengan berbagai kalangan. Seorang tokoh yang inspiratif. Ingin tahu lebih banyak tentang dia disini.

Anyway, akan tampak membosankan bila tulisan ini membahas Tjong a fie dari A sampai Z. Karenanya, kali ini lebih baik kita mengenal beliau lewat rumahnya : Tjong A fie Memorial Institute.


here we go


Rumah Tjong A Fie berada di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan. Berdiri pada tahun 1900. Satu kata buat rumah ini : keren. Masuk ke dalam area rumah ini berasa masuk ke settingan film Cina jaman dulu. Cuman kurang Putri Huan Zhu dan Siokang *ketauan tontonannya.

Rumah ini merupakan bangunan yang didesain dengan gaya arstitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco. Warna hijau mendominasi warna rumah berjendela lebar dan banyak ini.

Okey, tak usah berlama-lama,yuk kita lihat ke dalam..=D

hijau

seribu jendela

selasar

leluhur

the upstairs

jendela lawas

Kata tour guide-nya, rumah dua lantai ini dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009 untuk memperingati ulang tahun Tjong A Fie yang ke-150.Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya serta mempelajari budaya Melayu-Tionghoa.

sempoa dan buku tua

foto perjalanan hidup

kamar Tjong A Fie

Yang menarik, kediaman ini mempunyai 3 ruang tamu untuk 3 jenis tamu yang berbeda pula. Ada ruang tamu untuk tamu dari Melayu, Cina, dan Belanda, dimana masing-masing ruang tamu ini ditata sesuai dengan budaya atau cirri khas tamu tersebut. Sebagai contoh ruang tamu untuk kalangan melayu, maka ruang tamunya didominasi warna emas, warna khas Kerajaan Deli.

sudut ruang tamu melayu

old skool banget

Dan yang menarik lagi dari rumah ini, kenyataan bahwa Tjong A fie suka dansa. Terdapat Ballroom di rumah ini,tepatnya di lantai 2. Pikiran liar saya membayangkan dia dan keluarga besarnya shuffling massal. Hehe. Just kidding.

ballroom

Puas sekali menikmati touring singkat ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil. Dan saya semakin yakin, bahwa rumah itu mencerminkan karakter penghuninya. Begitupula Tjong A fie Mansion ini.

Kalau sedang ke Medan, tak ada salahnya mampir. Yah, walau tiket masuknya lumayan mahal –Rp 35.000- tapi worth it. Kita bisa lebih lebih mengenal sejarah Indonesia lewat rumah yang bercerita. =)

Lekker

di Jogja,ada tempat makan bernama Lekker, ternyata di Medan juga ada. Tempat makan ini recommended buat dicoba.


tahu guling

hot spicy pizza

Selain menyajikan makanan yang enak-enak dan bervariasi,mulai dari Indonesian food sampai makanan bule yang namanya belibet, tempatnya juga cozy banget.Harga makanan dan minumannya relatif mahal buat kantong mental mahasiswa kayak saya, tetapi mungkin tempat ini memang di setting hanya untuk dikunjungi sebulan sekali,maksimal. Hehe.

vas buku

lampu alien

sebulan sekali cukup *fyuh2

pajangan dinding retro

Yang membuat cozy, restoran yang tak pernah sepi ini menawarkan sensasi artistik pada interior dan furniturnya. Sedikit retro, dan banyak barang-barang unik disini,sehingga membuat pengunjungnya betah berlama-lama. Termasuk saya dan teman saya si empunya Medan,Fitri.

Bu Fit and her beverages

this is it!

Dengan berbekal rasa penasaran dan kantong cekak, kami berdua menyambangi restoran di antah berantah ini. Kami pesan makanan khas Indonesia, tahu guling, dan makanan yang bisa dimakan secara berjamaah (baca: paket hemat), pizza hot spicy. Yummy.

Enak. Perpaduan orang yang sudah kelaparan dan nggak mau rugi, hidangan tersebut tandas dalam waktu singkat.

Kapan-kapan mampir ke sini lagi ah… tapi nunggu sebulan dulu.hehe.

Random Thinking.


Jadi orang dewasa itu melelahkan ya.


Segala sesuatunya terhitung dalam ukuran dan angka. Orang tidak akan menilai pencapaian kita dari usaha kita untuk menjadi orang baik dan menikmati sebuah proses, melainkan dari seberapa sukses kita secara materi,tingkatan sosial, pemahaman akan ilmu sains dan disiplin ilmu tertentu, apapun itu. Memuakkan.

Lelucon absurd tak lagi lucu. Tidak lagi bisa dipahami. Kadang yang dianggap lucu, begitu sensitifnya bagi orang dewasa. Atau sebaliknya. Lelucon mereka yang penuh kode,hingga kita hanya bisa tertawa garing untuk sekedar melegakan mereka.

Bahkan waktu untuk sekedar menikmati kesenangan pun terpasung oleh arti kesenangan yang definitif, khas orang dewasa. Aturan,tuntutan, dan sesuatu yang dianggap benar oleh orang lain itu menyebalkan. Inilah konsekuensi, jadi manusia yang hampir 24 tahun memijak bumi dan bernaung langit. Saya harus berdamai dengan keadaan. Just enjoy my everyday life.

Untungnya, keberadaan memori dan para pelaku didalamnya membuatku tetap waras. Menelfon ibu di saat merasa kesepian, cukup membuatku serasa kembali menjadi anak perempuannya yang haus perhatian dan selalu ingat rumah. Belum lagi sahabat-sahabat yang masih setia untuk berbagi cerita dan kegilaannya yang khas walau jarak terbilang ribuan kilometer dan terhubung oleh laut dan pulau. Terimakasih pada kemajuan teknologi yang baik hati dan pengertian. =)

Akan lebih mudah apabila semua dilakukan dengan iklas dan antusias. Ini adalah pilihan,Day. Hiduplah dengan baik. Dan yang terpenting, saya cukup bertanggung jawab pada apa yang saya lakukan, bukan bertanggungjawab pada pemahaman orang lain.

Mungkin ini terkesan skeptis, tapi namanya juga random thinking.












Photo:google

Tour d’office

I guess,I'm fallin in love with my office,literally.

Setiap hari bergegas menuju kantor ketika suling berbunyi tepat jam 7 pagi, iya jam 7 PAGI. *no comment. Layaknya anak sekolahan, apalagi hari senin, dengan seragam putih biru,tak ubahnya anak smp yang sudah lewat masa pergaulan.

ok,let's go
disana,kantornya dibalik hijaunya taman

Udara bersih kuhirup dalam-dalam seiring dengan langkah yang kubawa ringan. Tak jarang apabila langit sedang tak mendung, bisa kulihat matahari pagi berdadah-dadah riang. Yeay. That’s how I start my everyday life.

....

Bisa dibilang, kantorku kini menjadi rumah keduaku. Menyenangkan berada disana. Dengan bentuk gedung menyerupai gedung jaman esde dulu, diselingi taman nan cantik, plus suasana ruang kantor yang sejuk dan tertata rapi, membuat tak sungkan senyum tersungging sepanjang hari.

Okey, let me show you my office. Let’s say, tour d’office. =D

kayak sekolahan

cubicle warna warni

compi favorit

dan ini alasan kenapa saya ke kantor tiap hari:

kontrak or die


Please.






photo:day,9gag

Resep Pembunuh Bosan

Pembunuh rasa bosan salah satunya adalah dengan membaca. Terdengar pencitraan memang, tapi ini realita. Matikan tipi, hidupkan mp3 player dan mulai bersemedi. Saya adalah orang yang dramatis, jadi sangat menyukai buku-buku penggugah jiwa dan novel melankolis. Ini sangat menyenangkan.

Andai bisa dibawa semuanya, pasti bagasi yang sudah overweight makin kelebihan beban. Jadi saya memutuskan hanya membawa beberapa yang belum sempat terbaca, yang favorit, dan pemberian Emak. Seperti kurang puas, saat ke Medan kemarin pun saya tidak mau ketinggalan kesempatan untuk membeli beberapa buah lagi di Gramed.

dipilih dipilih

Ditemani lagu-lagu kesayangan, membaca buku itu semacam memasuki adegan-adegan sebuah film. Tersenyum simpul ketika yang diceritakan itu so close, dan mengernyit ketika sang penulis bisa menceritakan keliaran pemikirannya yang lain. Mungkin beda ceritanya ketika harus membaca Advance Accounting. Pasti muka saya banyak berkerut.

Yang sedang menjadi favorit saya adalah Kicau Kacau-nya Indra Herlambang. Buku yang cukup membawa inspirasi baru, tentang keseharian, keluarga dan arti sahabat. Seperti melihat dunia dari kacamata Indra; kacamata orang lain.

Membaca itu sebuah kemewahan dan sangat bersifat personal. Kita merdeka dalam menentukan apa kesimpulan yang akan kita ambil dari sebuah tulisan: sepakat atau menolak. Salah satu cara juga untuk melatih diri melihat dunia dari point of view yang berbeda, yang membawa suatu gagasan baru ketika terbangun di pagi hari.

Anyway, lebih baik jangan bertendensi apa-apa sebelum menyelesaikan sebuah buku. Tunggu kejutan-kejutan yang akan muncul, karena itu akan lebih menyenangkan. Seperti yang terjadi di keseharian kita. Jangan pernah menilai seseorang, sebelum kau benar-benar mengenalnya.

Demikian another random things kali ini.


Happy Reading, Everyone! =)

Just love it.


Malam mulai larut. There’s nothing in my mind right now. Hanya tergugu, termangu, pelan-pelan meresapi Fix You yang dinyanyikan Chris Martin dengan lirih. And tears streaming down my face.. Haha.. please, saya tak sedrama itu. Well, sedikit.

I Just..love this song.

==============================================================================

When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you



p.s: Thanks, Chris. For your magic words. It makes my chin up for tommorow =)











photo:google

Tante pada Ponakan.


Hey Aruna, kau sudah dua tahun satu bulan sekarang..
Seiring dengan bertambah besarnya badanmu, tak terasa telah banyak waktu yang sudah terbang..


Masih terasa bagaimana pertama kali Aunty menggendong tubuhmu ketika bayi,
begitu kecil dan rapuh..
Betapa innocentnya sehingga membuat setiap hati ingin melindungimu,
dan melihatmu beranjak dewasa.

..

Hey Arun,kemarilah,
Aunty ingin menggandengmu berjalan, seperti sore-sore tempo hari..
Saat Nenek dan Aunty mengajakmu melihat kereta di stasiun dekat rumah
Kaki kaki kecilmu berlari, lalu merentangkan tangan ke arah nenek ketika lelah
...minta digendong



Wajahmu yang berbinar ketika bermain air, bahkan tangismu yang membuat berair hati siapapun yang melihat.
Kau terlahir untuk menjadi biang kebahagiaan.

..

Pasti, ketika Aunty pulang nanti, kau sudah tumbuh lebih besar
Hingga tak sanggup lagi kiranya Aunty untuk menggendongmu
ya, pasti kau juga sudah pandai mengaji dan bernyanyi lucu



Hiduplah dengan baik ya, Keponakanku sayang.
Banyaklah belajar ..
Hadapi dunia ini dengan berani.

Ketika Aunty pulang nanti, nyanyikan lagu-lagu yang biasa Aunty nyanyikan untukmu ya.. =)

Ini Medan,Bung!


Hari masih pagi ketika saya terbangun di kota Medan dengan antusiasme tinggi dan sejuta rencana.

Akhirnya, kesampean juga untuk jalan-jalan ke Medan. Rasanya menyenangkan, bisa sweet escape sejenak dari kesunyian yang absurd khas Rantau. Melihat jalanan kota yang ramai,gedung-gedung, dan manusia. Beruntung, saya mempunyai teman asli orang Medan, jadi saya sangat berterimakasih atas a day city tour keliling kota Medan. Tidak takut tersesat dan tentunya ringan di ongkos. He.

Partner in crime saya hari ini ada 4 orang: Fitri ( si tuan rumah), Nissa,Mas Jo, dan Mbak Lia. Si Jen memisahkan diri karena sepertinya dia punya romansa tersendiri ama kota ini.

...

Satu kata buat Medan: bagus.

Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini adalah kota yang tertata cantik dan sangat kental nuansa multikulturalnya. Saya cukup terkesan, melihat orang India dengan hangat saling sapa dengan orang China, bangunan-bangunan tua pecinan dan melayu saling berdampingan serasi. Hey, they’re living in harmony.

ramai lancar

As I said before, saya suka dengan hal-hal berbau sejarah dan nostalgia, dan jalan-jalan di Medan sepertinya pas banget. Pusat kota ini dipenuhi bangunan-bangunan tua, baik bangunan Cina,belanda, maupun melayu. Siap buat dijelajahi!

tua terawat

Sejarah kota Medan memang terbilang panjang. Berbagai etnis silih berganti menjadikannya sebagai rumah mereka, walau tanah leluhurnya jauh di seberang samudera. Sebut saja, etnis India dan Cina, sepertinya kota ini cukup ramah bagi mereka untuk mencari penghidupan lebih baik. Tapi si tuan rumah melayu pun sepertinya tak kehilangan khasnya, bahasa melayu seperti di film Laskar Pelangi bersahut-sahutan ramai menjadi bahasa pengantar sehari-hari.

...

Bagian terbaik dari perjalanan saya kali ini adalah pengalaman mengunjungi Istana Maimun. Istana ini adalah istana peninggalan kerajaan Deli, dibangun tahun 1888.
the palace

prasasti

sudut maimun

Letaknya yang berada di jantung kota Medan menjadi pemandangan yang menarik perhatian. Rumah panggung yang megah ini tampaknya belum kehilangan keanggunannya. Dengan cat warna kuning yang mendominasi, seakan ingin menegaskan kebanggaan kejayaan masa lampau yang gemilang. Kata orang, arsitektur bangunan ini percampuran gaya melayu,islam,Spanyol,India,Belanda, dll. Intinya, go international. He.

tahta

pilar-pilar

Tidak ingin kehilangan momen, saya ingin total merasakan jadi bagian dari istana tersebut. Dengan membayar 20ribu perak, pesta kostum pun dimulai. Kami dengan pasrah dipakaikan baju warna-warni, plus selendang dan mahkota KW sekian. Kesimpulannya, ribet ya jadi putri, mau maen aja harus pakai baju macam begini. Oh well, sori merusak suasana.

princess hour

salah gaya

bak pangeran kelantan

Acara jalan-jalan juga jangan sampai melalaikan sholat. Kami pun mampir ke Masjid Raya Medan. Yeah, another historical building. Masjid yang arsitekturnya percampuran antara timur tengah, India, dan Eropa ini dibangun pas Kerajaan Deli juga (pengen tahu sejarahnya disini). Asli, masjid ini keren.
yuk sholat!

langit-langit

Kira-kira demikian oleh-oleh sweet escape saya dari Medan. Bau-baunya, di masa mendatang masih bakalan sering ke Medan sih. Akan tetapi,kayak kata Sheryl crow, first cut is the deepest. Pengalaman pertama selalu yang paling berkesan.

Sebenarnya masih ada satu lagi tempat yang ingin saya kunjungi, namanya Tjong A Fie. Semacam museum rumah Cina gitu. Kayaknya bakalan seru. Next time lah, insyallah ke sana.

Nah, sekian dulu ya ceritanya. Ada pantun nih.

Dari kuala simpang menuju medan
Pulangnya beli durian
Kenapa kanda bersedu sedan
Asiknya kita jalan-jalan


dadah =)

have a nice weekend,everyone!