Ini Medan,Bung!


Hari masih pagi ketika saya terbangun di kota Medan dengan antusiasme tinggi dan sejuta rencana.

Akhirnya, kesampean juga untuk jalan-jalan ke Medan. Rasanya menyenangkan, bisa sweet escape sejenak dari kesunyian yang absurd khas Rantau. Melihat jalanan kota yang ramai,gedung-gedung, dan manusia. Beruntung, saya mempunyai teman asli orang Medan, jadi saya sangat berterimakasih atas a day city tour keliling kota Medan. Tidak takut tersesat dan tentunya ringan di ongkos. He.

Partner in crime saya hari ini ada 4 orang: Fitri ( si tuan rumah), Nissa,Mas Jo, dan Mbak Lia. Si Jen memisahkan diri karena sepertinya dia punya romansa tersendiri ama kota ini.

...

Satu kata buat Medan: bagus.

Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini adalah kota yang tertata cantik dan sangat kental nuansa multikulturalnya. Saya cukup terkesan, melihat orang India dengan hangat saling sapa dengan orang China, bangunan-bangunan tua pecinan dan melayu saling berdampingan serasi. Hey, they’re living in harmony.

ramai lancar

As I said before, saya suka dengan hal-hal berbau sejarah dan nostalgia, dan jalan-jalan di Medan sepertinya pas banget. Pusat kota ini dipenuhi bangunan-bangunan tua, baik bangunan Cina,belanda, maupun melayu. Siap buat dijelajahi!

tua terawat

Sejarah kota Medan memang terbilang panjang. Berbagai etnis silih berganti menjadikannya sebagai rumah mereka, walau tanah leluhurnya jauh di seberang samudera. Sebut saja, etnis India dan Cina, sepertinya kota ini cukup ramah bagi mereka untuk mencari penghidupan lebih baik. Tapi si tuan rumah melayu pun sepertinya tak kehilangan khasnya, bahasa melayu seperti di film Laskar Pelangi bersahut-sahutan ramai menjadi bahasa pengantar sehari-hari.

...

Bagian terbaik dari perjalanan saya kali ini adalah pengalaman mengunjungi Istana Maimun. Istana ini adalah istana peninggalan kerajaan Deli, dibangun tahun 1888.
the palace

prasasti

sudut maimun

Letaknya yang berada di jantung kota Medan menjadi pemandangan yang menarik perhatian. Rumah panggung yang megah ini tampaknya belum kehilangan keanggunannya. Dengan cat warna kuning yang mendominasi, seakan ingin menegaskan kebanggaan kejayaan masa lampau yang gemilang. Kata orang, arsitektur bangunan ini percampuran gaya melayu,islam,Spanyol,India,Belanda, dll. Intinya, go international. He.

tahta

pilar-pilar

Tidak ingin kehilangan momen, saya ingin total merasakan jadi bagian dari istana tersebut. Dengan membayar 20ribu perak, pesta kostum pun dimulai. Kami dengan pasrah dipakaikan baju warna-warni, plus selendang dan mahkota KW sekian. Kesimpulannya, ribet ya jadi putri, mau maen aja harus pakai baju macam begini. Oh well, sori merusak suasana.

princess hour

salah gaya

bak pangeran kelantan

Acara jalan-jalan juga jangan sampai melalaikan sholat. Kami pun mampir ke Masjid Raya Medan. Yeah, another historical building. Masjid yang arsitekturnya percampuran antara timur tengah, India, dan Eropa ini dibangun pas Kerajaan Deli juga (pengen tahu sejarahnya disini). Asli, masjid ini keren.
yuk sholat!

langit-langit

Kira-kira demikian oleh-oleh sweet escape saya dari Medan. Bau-baunya, di masa mendatang masih bakalan sering ke Medan sih. Akan tetapi,kayak kata Sheryl crow, first cut is the deepest. Pengalaman pertama selalu yang paling berkesan.

Sebenarnya masih ada satu lagi tempat yang ingin saya kunjungi, namanya Tjong A Fie. Semacam museum rumah Cina gitu. Kayaknya bakalan seru. Next time lah, insyallah ke sana.

Nah, sekian dulu ya ceritanya. Ada pantun nih.

Dari kuala simpang menuju medan
Pulangnya beli durian
Kenapa kanda bersedu sedan
Asiknya kita jalan-jalan


dadah =)

have a nice weekend,everyone!
0 Responses

Posting Komentar