Tentang Tisu

Kalau ditanya tentang hal kecil apa yang membuat saya merasa dzolim, maka saya akan menjawab dengan percaya diri : pemakaian tisu. Rasanya sangat menyesakkan bila mengingat berapa banyak tisu yang telah saya gunakan, entah untuk ngelap ingus, atau buat ke toilet. What a waste.


Saya pernah membaca sebuah blog tentang go green, bahwasanya dengan memakai tisu kita sudah mendukung yang namanya pemusnahan hutan. *bergidik* tahu kan, tisu itu dibuat dari bubur kayu..kayu artinya pohon, berapa banyak pohon yang kudu ditebang untuk diubah jadi lap ingus dan keperluan toilet? Padahal betapa borosnya dan tidak mikirnya saya kalau pake tisu,sekali pake langsung dibuang, padahal tak jarang dia masih bisa digunakan 2-3 kali lagi..Semoga Tuhan mengampuniku.

Well, tak munafik, saat ini di kosan saya masih tergeletak manis sekotak tisu. Akan tetapi, saya mulai mawas diri, menggunakannya kalau kepepet saja. Kalau tidak mendesak, mending juga saya menggunakan sapu tangan. Sekalian nostalgia kan? Orang dulu mengelap peluhnya dengan sapu tangan,sambil berteduh di bawah pohon rindang. Lha kalau pohonnya hilang,kita akan hanya bisa mengelap keringat, tapi tetap kepanasan, tak ada tempat berteduh.

Bumi sudah tua. Saya masih ingin Aruna –keponakan saya- dan anak-anak saya kelak, masih bisa berteduh di bawah pohon. Maka itu semua bermulai dari saya sendiri. Do change.

Jejak Kunang-Kunang

kisah tentang kita dan sahabat yang pernah kita miliki


Novel terbaru yang baru habis dibaca. Nice. Novel ini saya sebut bergenre nostalgia. Kenapa? Karena sebenarnya ide ceritanya sangat klasik : persahabatan. Dari 10,saya beri nilai 7.

Mengangkat kisah persahabatan dua orang gadis, Tully dan Katie. Sebuah persahabatan yang terjalin secara alami,karena sebuah keadaan. Yang satu adalah anak pendiam tak punya teman, sedangkan yang satu lagi menjalani hidup penuh topeng ;diluar tampak sempurna,padahal hancur lebur di dalam.Mereka cocok dan saling mengisi,menjadikan bestfriend forever sebagai tagline kehidupan mereka. Sebuah kisah yang diceritakan dengan sabar..mulai dari awal pertemuan, masa muda yang penuh mimpi2, masa kuliah,hingga akhirnya mereka menjalani kehidupan masing2. Tak lupa bumbu-bumbu cinta dan pengkhianatan ada di antaranya.

Menurutku, novel ini sangat inosen dan simpel,tapi berhasil membuatku rindu saat-saat yang telah kulewati bersama sahabat-sahabatku..dari sohib jaman smp..laskar poles jaman sma..dan tnz era kuliah..semua tak jauh beda dengan yang diceritakan oleh Kristin Hannah. Kegilaan-kegilaan masa muda..tertawa bersama,diselingi konflik tempo hari..saling bercermin dan mengisi. Membicarakan mimpi-mimpi, seakan saat itu tak ada mimpi yang tak realistis atau terlalu besar. Semua mengamini..Saat seperti itu adalah yang paling dirindukan.

Ada kalanya kita ingin mengambil jarak satu sama lain,tapi semua kembali ke perasaan murni sebuah persahabatan. Tidak bisa tidak, kita penasaran dengan apa yang tengah dia lakukan untuk kehidupannya. Dan tak jarang kita merasa ada yang kurang bila tidak mendengarkan pendapatnya. Itu dia. Bersyukur sekali saya, punya sahabat-sahabat yang selalu ada. Walau kita menjalani hidup masing-masing..mengejar mimpinya sendiri-sendiri..tapi seperti selalu ada ruang untuk mereka.

Adalah hal yang konyol dan impulsif saat teringat bahwa ada kala dimana saya hanya ingin hidup sendirian. Apatis. Karena kenyataannya, setangguh apapun kita berdiri untuk diri sendiri, selalu ada orang lain untuk menguatkan. Sekedar kata-kata memotivasi: semangat! Atau hanya tatapan penuh empati,itu cukup.

Novel ini juga meyakinkan saya, bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna. Ibaratnya, rumput tetangga selalu lebih hijau. Saat kita berkeluh kesah bahwa hidup ini tidak adil,di saat yang sama ada yang menganggap kehidupan kita lebih baik darinya. Selalu begitu. Manusia tidak pernah puas kan? Di titik inilah manusia wajib bersyukur.

It's Firefly Lane..buku yang enak dibaca saat santai, karena membacanya tak butuh banyak usaha -bukan buku berat- tapi sarat inspirasi. Silakan membaca dan kemudian bersyukurlah, karena kita dikelilingi cinta dari sahabat-sahabat kita. =)


Be relax, Let’s do sketch

Saat ini saya sedang menjaga konsistensi menulis di blog. It’s fun! Banyak hal yang ingin dan BISA saya bagikan pada pembaca imajiner saya. *terkesan penulis yang menyedihkan. Well, kali ini saya ingin sedikit pamer kesenangan saya yang lain, yaitu corat coret. Tidak sembarang corat-coret, karena (untungnya) lumayan berbentuk. Hehe..

Waktu terbaik adalah saat seperti ini: relaks di kos, iseng ngambil diary atau notebook, tekan tombol play pada mp3 player untuk musik favorit,kemudian memulai rutinitas sakral ini.

sketsa gambar G dragon

floral sketch

my beloved mp3 player

Berkomunikasi dengan diri sendiri lewat coretan-coretan dan membiarkan jemari memainkan pena sesukanya..tanpa tuntutan. Sangat melegakan..serasa menghirup aromaterapi..seperti meminum secangkir coklat hangat. Benar-benar perasaan yang sangat nyaman.

Memang belum banyak yang saya buat, maklum,hanya kegiatan iseng..dan waktu untuk iseng ini jarang saya dapatkan. Lebih dari itu,kegiatan ini recommended untuk dicoba. Daripada bengong nggak ada kerjaan,mending corat coret! Suntuk hilang,hati senang. =)

Labels: 0 comments | edit post

Korban Majalah!

Kerja di media dan membaca produk yang dihasilkannya bisa dibilang berbanding lurus. Suatu hal yang wajar. Ini sepertinya sejalan dengan prinsip nggak mau rugi yang saya anut. Sudah sejak jaman kanak-kanak (oke ini agak berlebih) saya suka membaca majalah. Ndilalahe sekarang saya bekerja di tempat dimana majalah yang dulu saya suka baca dibuat. Walhasil bak gayung bersambut. Saya bisa puas membaca setiap edisi terbaru dengan GRATIS.=)) tak jarang majalah-majalah mahal dan edisi khusus bisa saya akses dengan mudah. Mari bersyukur untuk ini. SYUKUUR…=D


Anyway,dari sini kesenangan baru saya tumbuh dengan natural. Kesenangan baru yang dimaksud adalah liat rubrik fashion dan iseng-iseng motret baju ato item yang lucu2 (berharap someday bisa kebeli =P)


geje niatnya moto kirsten dunts


cardigan lucu


sepatu demenan. retro gimana gitu

Asik juga liat-liat fashion terbaru. Mulai dari catwalk fashion (means elegant etc) sampe street fashion yang masih masuk akal buat diaplikasiin. Eits santai,saya bukan korban fashion kok,melainkan sebatas pemerhati saja.

Well, saya suka street fashion. Menurutku lebih ‘wajar’ dan wearable. Setelah lama memperhatikan, saya berkesimpulan ada tiga orang saja yang taste fashionnya mendekati selera saya. Ini dia mereka...

Dakota fanning

Gaya dia simple tapi pas buat anak seumurnya

Kirsten dunst

Edgy n retro look in a moment,casual di lain moment.keren.

Alexa Chung

Aku suka stylenya karena dia PACAR Alex Turner (gak nyambung) tapi asli,dia bener2 seorang model yang down to earth dalam stylenya. Tapi tetep keren!

oke,temans,segini dulu postingan penting/nggak penting saya kali ini.just enjoy it!semoga membuka wacana tentang pentingnya fashion itu. *mulai mumbling*

tengkyuh,dadah.

Falling Slowly


by Glen Hansard

I don't know you
But I want you
All the more for that
Words fall through me
And always fool me
And I can't react
And games that never amount
To more than they're meant
Will play themselves out

Take this sinking boat and point it home
We've still got time
Raise your hopeful voice you have a choice
You'll make it now

Falling slowly, eyes that know me
And I can't go back
Moods that take me and erase me
And I'm painted black
You have suffered enough
And warred with yourself
It's time that you won

Take this sinking boat and point it home
We've still got time
Raise your hopeful voice you have a choice

You've made it now
Falling slowly sing your melody
I'll sing it loud




notes: one of my favorite songs,because of its lyrics. wish someday,someone will sing it for me.



photo credit:google
Labels: 0 comments | edit post

Welcome home,words.



Let’s talk heart to heart,Me.

Aku telah menulis beberapa jurnal sejak jaman SMP, dan itu berlanjut hingga sekarang. Betapa cepat waktu berjalan ya?sepertinya dia bukan berjalan,melainkan berlari. Mungkin,jika sempat membacanya kembali,maka jurnalku hanya berisikan cita,cinta dan cerita keseharian. Apabila mendapat inspirasi,tak jarang juga ada tulisan tentang kegelisahan dan curahan pemikiran tentang isu-isu saat itu.

Well,tak banyak berubah dari yang sudah-sudah,mungkin hanya pengembangan dari segi bahasa dan pemikiran saja. Tapi journaling –begitu aku memanggilnya- bagiku adalah sebuah mesin waktu sesungguhnya. Dengan membacanya kembali, aku jadi menyadari, betapa pilihan-pilihan yang telah kubuat,telah membawaku menjadi seorang Dayang yang sekarang ini. Bila direnungkan kembali, mungkin aku telah salah menentukan pilihan. But who knows? Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik,sedangkan aku, si manusia, hanya menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Mistakes make us a human,they said.

Yup, menulis untuk diri sendiri. Bisa dibilang sebuah percakapan yang intim,antara aku dengan diriku sendiri,bahkan diriku dengan Sang Pemilik Hidup. Kenapa? karena menulis itu sendiri butuh kejujuran.Prinsipnya,tak ada yang lebih mengenal diri kita,selain diri kita sendiri. Itu sebabnya, aku termasuk orang yang paling malas disuruh menilai orang lain,sebelum aku bisa menilai diri sendiri.

How I love journaling.. ibarat air, menulis adalah aliran-aliran sungai kecil yang menyatu di lautan, yaitu pemikiran mendalam tanpa batas. Dia memeliharaku dengan kemewahan sebuah optimism. Semacam bukti nyata,bahwa selama ini masalah datang dan pergi,tapi pada akhirnya aku bisa melaluinya dengan baik. After a hurricanes comes the rainbow,kata Katy Perry. Itulah mengapa bagiku,tak ada alasan lagi untuk mengeluh.

Yep,optimis. Walau tidak semua orang bisa menjadi bintang yang bertebaran tinggi di angkasa, tapi aku, si anak biasa ini adalah bintang yang paling terang,yang paling realistis bagiku untuk digapai.

Do journaling,People!... so that you can be the way you are.

P.s: tulisan ringan yang menandai kembalinya aku ke dunia per-blog-an. Horray! =))





photo credit: google