Amélie


Amélie, satu lagi film yang sangat menginspirasi saya. Sebenarnya ini film lama,keluaran tahun 2001 dan sepertinya masa memperbincangkan film fenomenal ini telah lewat. Akan tetapi saya tetap ingin menulis review film berlatar belakang Montmartre di Prancis yang romantis ini*halah.

Montmarte yang identik dengan tangga yang artistik

Intinya, film ini bercerita tentang perjalanan penemuan jati diri seorang gadis bernama Amélie Poulain. Diceritakan, Amélie tumbuh dalam sebuah keluarga yang super duper aneh dengan masa kecil yang terisolasi. Ayahnya adalah seorang dokter yang dingin terhadap anak perempuannya, sedangkan ibunya adalah seorang guru, yang akhirnya meninggal karena tidak sengaja ketiban badan orang yang bunuh diri dari puncak Katedral Notre-Dame*ngek! Dan untuk mengenang istrinya, ayah Amélie membuat semacam kuil kecil yang dilengkapi patung boneka kayak kurcaci. Entah apa hubungannya kematian istri dengan boneka kurcaci, tapi yang pasti itu membuat Amélie semakin dicuekin sama sang ayah. Akhirnya, beranjak dewasa,Amélie menjadi anak piatu dengan perasaan seperti anak yatim piatu.

Amélie kecil

Katedral Notre Dame,tempat ibu Amelie ketiban orang bunuh diri


Pada awalnya,kehidupan Amélie biasa-biasa saja. Dia kerja jadi waitress di sebuah bar bernama The Two Windmills. Temen-temen kerjanya aneh-aneh, juga pengunjungnya. Selain itu, Amélie suka melakukan hal nggak penting yang ia sebut kesenangan sederhana, seperti masukin tangan ke dalam kantong penuh kacang, mecahin lapisan butter dalam mangkok dengan sendok atau maen skipping stone (itu lho,nglempar batu di sungai, trus batunya bisa loncat2) di Kanal St. Martin's. Pokoknya imajinasi si Amélie bebas banget deh.

The Two Windmills,tempat kerja Amelie

sendok,buat mecahin butter

Tapi, semua berubah ketika peristiwa kematian Putri Diana. Petualanganya menemukan jati diri pun dimulai sejak itu. Sebuah petualangan seorang gadis polos dan tulus yang ketemu dan menolong orang dengan caranya yang unik. Well, sebenarnya tujuan dari segala petualangannya itu sederhana saja: membuat orang-orang di sekelilingnya menemukan kebahagiaan. Singkat cerita, Amélie mendedikasikan dirinya sebagai guardian angel dan matchmaker. Hmm..membuat cerita film ini makin menggelitik untuk diikuti.

Kanal St.Martin's

Nah,ini niy yang bikin unik film ini,yaitu pola pikir dan cara Amélie merealisasikan itu semua –seperti saya bilang tadi- dengan jalan serta skema yang aneh,unik, dan detil. Seperti adegan ketika dia membalas pemilik toko sayur yang suka ngejekin karyawannya sendiri, dengan membuat serangkaian peristiwa kayak Final Destination yang sukses membuat kapok tu green grocer.Trus, cara dia merealisasikan keinginan ayahnya untuk keliling dunia, yaitu dengan mencuri boneka kurcaci di kuil sang ayah kemudian entah bagaimana sistemnya, tapi yang jelas boneka itu akhirnya mewakili si ayah keliling dunia. Sang ayah tinggal melihat foto si boneka berlatar dimana boneka itu sedang berada tanpa harus keliling dunia sendiri.. Such a great idea!

Toko sayuran tempat Amelie biasa ketemu pemilik toko yang jahat

boneka kurcaci yang keliling dunia

Amélie melakukan semua itu dengan cerdas dan mulus. Sampai akhirnya dia ketemu seorang cowok yang punya kebiasaan aneh seperti dia. Cowok bernama Nino Quincampoix itu suka ngumpulin foto2 orang yang dibuang di foto boks kemudian merapikannya dalam sebuah album. Amélie suka cowok sejak itu nggak sengaja ketemu di subway tapi dia tidak cukup berani untuk kenalan. Dari situlah, penemuan jati diri dan kebahagiaan Amélie terlengkapi, tentu dengan cara yang unik pula.

Amelie

Pokoknya cuma satu kata yang bisa menggambarkan film ini: Keren!! Sangat Prancis deh pokoknya. Mulai dari latar belakang,penokohan, sampai keunikan cerita yang diangkat, semuanya sangat khas. Pengambilan gambarnya juga keren dan nggak konvensional. Trus, ini yang kusuka, film itu ada narasinya dan unik.Hehe, entah kenapa film yang ada narasinya menurutku keren, apalagi pakai bahasa Prancis yang ngomongnya pake tenggorokan. Dalem dan ngena gitu kedengerannya.*Apa coba maksudnya?

Tidak mengherankan kalau film ini masuk nominasi Academy Award tahun 2001, antara lain sutradara terbaik, film terbaik, dan film asing terbaik. Trus juga terpilih sebagai film terbaik Eropa tahun 2001. Selain itu, sepertinya memang layak kalau New Yorks Times memasukkan film yang dibintangi Audrey Tautou (He Loves Me;He Loves Me Not, The Da Vinci Code) ini ke dalam "The Best 1,000 Movies Ever Made."

Memang film yang wajib ditonton.Dari 5 bintang saya beri 4setengah bintang deh!

There.That’s all folks for today, People.

O ya, saya jadi ingin me-review film Audrey Tautou yang lain, berjudul He Loves Me;He Loves Me Not. Film Prancis yang unik juga,ditunggu ya…As Soon As Possible =))



foto:google

Labels: , edit post
2 Responses
  1. Mami Joel Says:

    Ah, thanks banget review nya.. ini film kesukaan cowok ku jadi penasaran... by the way kamu nggak pernah nyebutin kata 'romantis' di sini.. bener-benar nggak romantis yak?


  2. filmnya bagus bgt. sukak cara amelie buat hal2 tak terduga seperti itu. Makasih! Karena review dirimu. Aku yg tadinya males nonton jd pengen nonton! Thx


Posting Komentar