EYES ON AFRICA (WHICH AFRICA?)


Afrika,bagian dari dunia yang tak merasakan laju kemajuan jaman.Benua ini hanya menjadi korban dari laju jaman itu sendiri.Saya baru sadar bahwa World Cup 2010 yang bersemboyan eyes on africa itu cuma komersil belaka.Mereka sibuk mengajak dunia untuk berbicara tentang keeksotisan afrika;sebatas afrika,gajah,,jerapah,vuvuvela,,tapi sama sekali tidak melihat realitas kehidupan sosial masyarakatnya.

U know,,afsel tu bukan afrika. Sama sekali tidak representatif. Kemajuan2nya tak lepas dari campur tangan mantan penjajahnya:belanda.Kemewahan di sana tak lebih hanya sekedar menyajikan kenyataan bahwa terdapat jurang yang amat dalam yang memisahkan antara si kaya dan si miskin.Saya sendiri jadi bertanya2, dari mana afsel mendapatkan dana untuk pembangunan infrastrukutur standar piala dunia..

Well,kalau bersemboyan eyes on africa,maka lihatlah Kenya, lihatlah Ethiopia..masyarakatnya masih sering terkena wabah, kekurangan makan dan pakaian..bila kita tak ingin berbicara lebih jauh tentang pendidikannya. Belum lagi ditambah lagi konflik bersenjata antar suku. Jadi,apa kita layak berpesta di tanah yang menderita.Benar-benar sebuah paradoks.

Yang dibutuhkan Afrika bukanlah pesta sepakbola, melainkan kepedulian dunia akan nasib jutaan orang afrika; anak-anak yang kelaparan,wabah hiv/aids, dan tak adanya asks pendidikan. Mereka butuh perhatian dunia, sebuah pertolongan yang tulus, bukan hanya kepntingan politik, sebuah kata bernama kepentingan. Kepentingan,i hate that words,dalam benak saya kata itu sudah mengalami pleonase. Kenyataannya,selama ini memang kepentingan lah yang punya andil besar dalam perampasan hak orang lain..

Mungkin, karena itulah kemudian ada orang-orang berhati malaikat yang menjadi relawan.Saya sering wondering semisal aku menjadi seorang relawan, mengabdi di sebuah wilayah kering di afrika sana...menjadi penolong sesama, dan kelak mati bersama orang-orang yang ditolongnya.Bener2 jaminan surga.

Well,itu yang mengusik pikiranku belakanga ini: sebenarnya apa yang mendorong orang menjadi relawan kemanusiaan?di daerah konflik..di daerah seperti afrika..jauh dari keluarga..itu semua tak lain karena ada keterusikan bahwa realitasnya adalah di bagian bumi ini..di sebuah tempat yang tak pernah diberitakan, ada segolongan orang yang telah memanfaatkan orang yang sudah tak berdaya..tak ada yang pembelaan nyata akan hak-hak hidup mereka..tak ada perlindungan dari sebagian yang lain,even organisasi internasional bernama persatuan bangsa-bangsa.

Kalau dipikir-pikir, tak ada jaminan juga para relawan itu akan tidak akan mati karena memegang teguh keyakinan mereka..:kepedulian akan kemanusiaan. Contoh yang paling mengena adalah kisah Rachel Corrie. Benar2 seorang malaikat.

Tak semua senyaman seperti kelihatannya.Jadi mengapa kita masih saja menjadi orang yang tidak bersyukur?Masalah kita tak seberat orang yang kelaparan di Afrika sana..masalah kita hanya seputar cinta,mau pakai baju apa hari ini..Helo,the world is more than that.

Aku jadi terpikir untuk menjadi relawan itu..sepertinya jalur diplomatik saat ini tidak begitu berperan banyak. Diplomasi tak lebih hanya tata cara prosedural yang bertele-tele…tidak radikal dan memecahkan masalah.

Akant tetapi, ada bagian dari hati ini yang mengekang..ekspektasi yang tinggi dari orang lain…mimpi akan kehidupan yang layak..huh kenapa aku egois sekali?! What should i do,God..this feeling is so killing me.

Labels: edit post
0 Responses

Posting Komentar