Risau


Oleh: Dayang Aprillia Suci

Semua hanya lelucon antara tertindas dan penindas

Dan aku, kami dan serpih-serpih golongan tanpa daya

Setiap hari kuhabiskan cintaku untuk merupa

Bersama peluh yang menari

Mengorek,mengais-ngais setetes milikku

Tidakkah pembesar-besar itu tahu

Nafasku adalah hidupnya

Hidup bangsa ini

Tirani itu telah terbutakan

Siapa minoritas siapa mayoritas

Kupertanyakan

Apakah aku hanya sesuatu yang sekali berarti habis itu mati?

Di ujung senja, akhirnya aku wariskan dua baris pesan
menghempas pulang aku pada kenyataan

Tirani dan aku

Betapa ingin kubaca puisi ini di wajahmu

Wajah terbutakan

Labels: edit post
0 Responses

Posting Komentar