I Don’t Give A Damn!


Mari berbicara sesuatu yang abstrak tentang politik

Dahulu, saya termasuk orang yang suka mengikuti perkembangan berita politik. Apapun itu. Tapi tidak untuk sekarang ini. Nampaknya saya mulai apatis dengan isu politik yang kini terlalu banyak didramatisasi. Menyebalkan. Saya lelah mendengar apapun tentang politik yang seharusnya, yang ideal bila kenyataannya saya selalu dipaksa untuk melihat politik yang membosankan dan didramatisasi. Jadi, sekarang apabila ada berita terkait isu politik saya tidak terlalu get involve, dalam artian tetap mengikuti tapi tidak memihak atau terlalu masuk dalam arus pemikiran yang terasa membosankan untuk diikuti tersebut. Politik negeri ini jauh dari kesan elegan,di mata saya. Tak lebih hanya sebuah debat kusir tanpa esensi.

Kalau dipikir2, memang dari awal seharusnya dipisahkan antara negarawan dengan politisi. Lebih baik negara ini mengenyahkan para politisi!Perbanyak negarawan dan teknokrat di pemerintahan agar yang menjadi fokus kinerja mereka adalah kemajuan bangsa berdasarkan ilmu dan filsafat, bukan hanya kepentingan siapa menguasai siapa.

Siapapun bisa jadi politisi, mulai dari rakyat jelata, artis hingga kyai. Atau kasarnya, orang yang tidak sekolah terlalu tinggi pun apabila dia punya banyak pendukung dan pandai bersilat lidah, lulus lah dia jadi politisi. Tapi tidak untuk menjadi seorang negarawan yang memang menerapkan ilmu bukan sekedar mengedepankan mulut dan kekuatan massa. Yah ini mungkin dampak definisi demokrasi di negeri ini. Berputar-putar pada kuantitas, bukan kualitas.

Untuk mewakili rakyat negeri ini tidak hanya bermodal niat tanpa ilmu yang mumpuni. Pemimpin itu selain niat juga harus dilengkapi dengan kemampuan berpikir strategis, teknis,solutif , dan tentu saja visioner.

Nampaknya orang-orang berilmu di negeri ini, entah itu negarawan atau golongan teknokrat memang harus berhati-hati agar tidak dipolitisi..


poto:google

Labels: edit post
0 Responses

Posting Komentar